Rabu, 09 Oktober 2013

PERAN KELUARGA, SEKOLAH, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH DALAM PENDIDIKAN



A.                Peran Keluarga Dalam Pendidikan
Proses pendidikan bagi generasi muda mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu adalah sekolah, masyarakat dan keluarga. Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orang tua. Pola penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting terpisah. Sekolah terpisah dari masyarakat atau orang tua. Peran orangtua terbatas pada persoalan dana. Orang tua dan masyarakat belum terlibat dalam proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan dan akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.
Anak merupakan masa depan bagi setiap orangtua. Pada usia balita, anak-anak yang kurang mendapat kasih sayang dan perhatian orang tuanya seringkali pemurung, labil dan tidak percaya diri. Ketika menjelang usia remaja kadang-kadang mereka mengambil jalan pintas, dan minggat dari rumah dan menjadi anak jalanan. Kesibukkan orang tua yang berlebihan, terutama ibu, menyebabkan anak kehilangan perhatian.
Menurut Dr. Zakiah Drajat, tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka:
1.      Memelihara dan membesarkan anak.
2.      Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianut.
3.      Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang-peluang memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi-tinggi mungkin yang dapat dicapainya.
4.      Membahagiakan anak di dunia, sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup muslim.
Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki Pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak antara lain :
1)      Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikannya dengan baik. Sebaliknya jika kedua orang tua terlalu ikut campur dalam urusan mereka atau mereka memaksakan anak-anaknya untuk menaati mereka, maka perilaku kedua orang tua yang demikian ini akan menjadi penghalang bagi kesempurnaan kepribadian mereka.
2)      Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Karena hal ini akan menyebabkan pertumbuhan potensi dan kreativitas akal anak-anak yang pada akhirnya keinginan dan Kemauan mereka menjadi kuat dan hendaknya mereka diberi hak pilih.
3)      Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif sekaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan iklim kasih sayang dan keakraban. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.
4)      Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri.
5)      Mengadakan perkumpulan antara orang tua dan anak. Dengan melihat keingintahuan fitrah dan kebutuhan jiwa anak, mereka selalu ingin tahu tentang dirinya sendiri. Tugas kedua orang tua adalah memberikan informasi tentang susunan badan dan perubahan serta pertumbuhan anak-anaknya terhadap mereka. Selain itu kedua orang tua harus mengenalkan mereka tentang masalah keyakinan, akhlak dan hukum-hukum fikih serta kehidupan manusia. Jika kedua orang tua bukan sebagai tempat rujukan yang baik dan cukup bagi anak-anaknya maka anak-anak akan mencari contoh lain; baik atau buruk dan hal ini akan menyiapkan sarana penyelewengan anak. Hal yang paling penting adalah bahwa ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan yang pertama bagi anak-anaknya dalam pembentukan kepribadian.
Orang tua adalah penanggung jawab utama dalam pendidikan anak, sedang sekolah atau guru adalah penerima tanggung jawab dari orang tua yang tentu saja akan bertanggung jawab juga kepada Allah tentang perlakuannya selama anak itu berada bersama mereka. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kerja sama antara orang tua dan guru penting sekali. Sekolah dalam hal ini guru memikirkan dan memilih sarana, bahan dan metode pembelajaran di sekolah.
Orang tua mendukung proses pendidikan di sekolah dengan cara:
1)      Membimbing anak untuk terus melanjutkan apa yang sudah diberikan di sekolah.
2)      Menemukan minat-minat anak yang kemudian hasilnya dapat dikomunikasikan dengan sekolah
3)      Mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan sekolah anak dengan pihak sekolah
4)      Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Dengan mengetahui hal-hal yang terkait dengan pendidikan anak tersebut diatas diharapkan akan terbentuk hubungan yang baik antara anak, orang tua dan sekolah. Dengan demikian akan diperoleh optimalisasi pendidikan terhadap anak.

B.                Peran Sekolah Dalam Pendidikan
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:
1)      Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2)      Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
3)      Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
4)      Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5)      Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang
Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:
1)      Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
2)      Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
3)      Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:
1)      Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
2)      Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
3)      Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.
Fungsi sekolah menurut Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:
1)      Mengembangkan  kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan; Di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
2)      Spesialisasi; Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
3)      Efisiensi; Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebab: Seumpama tidak ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di maksud. Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis. Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus
4)      Sosialisasi; Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi mahluk sosial, mahluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya ia berada di masyarakat.
5)      Konservasi dan transmisi cultural; Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.
6)      Transisi dari rumah ke masyarakat
7)      Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat.
Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti hal nya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, dan diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis.
Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan  dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.
Sejajar dengan kedudukan sekolah, ialah berbagai macam kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk memberikan bekal hidup kepada anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa.

C.                Peran Masyarakat Dalam Pendidikan
Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang memiliki dorongan untuk hidup berkelompok secara bersama-sama yang didasari pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat. Pendidikan dalam konteks ini adalah usaha untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar mereka dapat berperan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan lingkungan. Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada luas tidaknya produk serta kualitas pendidikan itu sendiri. Semakin besar output sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang mantap dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia yang berkualitas maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat, sebaliknya meskipun lembaga pendidikan mampu mengeluarkan outputnya tapi dengan SDM yang rendah secara kualitas, itu juga jadi masalah tidak saja bagi output yang bersangkutan tapi berpengaruh juga bagi masyarakat.
Pendidikan dan masyarakat saling keterkaitan, untuk mengembangkan pendidikan diperlukan partisipasi dari masyarakat. Masyarakat dalam konteks ini berperan sebagai subjek atau pelaku pendidikan, tanpa adanya kesadaran masyarakat akan pendidikan, maka negara tidak akan berkembang, kita akan tergantung pada orang atau negara lain yang jauh lebih berkembang dari kita, maka dari itu peranan masyarakat terhadap pendidikan sangat berpengaruh untuk perkembangan wilayah atau negaranya sendiri, melalui pendidikan masyarakat dapat memperoleh ilmu yang dapat ia manfaatkan di dalam kehidupan untuk kesejahteraan bersama.
Pembinaan dan tanggungjawab pendidikan oleh masyarakat, Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang yang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya, makin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belum jelas, tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan sekolah. Hal ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang terjadi di masyarakat. Meski demikian masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional. Peran masyarakat antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan Nasional, ikut melaksanakan pendidikan non pemerintah (sosial).
Walaupun tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan belum jelas, akan tetapi masyarakat harus berperan aktif dalam pendidikan, karena masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh karena itu untuk memperoleh kualitas yang baik terhadap pendidikan, maka kualitas masyarakat pun harus baik, agar saling menunjang antara satu dan lainnya, jika kualitas pendidikannya baik maka akan hasil didik yang baik secara keseluruhan.

D.                Peran Pemerintah Dalam Pendidikan
Peran pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan mencakup 2 aspek, yaitu aspek mutu dan aspek pemerataan pendidikan.
a.      Aspek Mutu
Mutu pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi, karena sampai saat ini bukti dari peningkatan mutu tersebut belum nampak jelas. Indikatornya dapat dilihat sebagai berikut :
1)      Prestasi : masih jauh dibawah standar yang diharapkan
2)      Aspek non akademik : banyak kritikan terhadap masalah kedisiplinan, moral dan etika, kreatiitas dan kemandirian serta sikap demokratis yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan.
3)      Kualitas pendidik : masih rendahnya atau kurangnya kesadaran dari seorang pendidik untuk mendidik dengan sungguh-sungguh.
4)      Kondisi lingkungan sekolah untuk mengimplementasikan pendidikan yang bersifat non akademik : pemerintah harus lebih mengembangkan mutu sekolah dengan memberikan arahan dan perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :
1)      Pembenahan kurikulum pendidikan Memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas dan membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan sikap mandiri anak didik.
2)      Meningkatkan Kualifikasi Tenaga Pendidik yang sesuai dengan kompetensi, keahlian dan kebutuhan sekolah baik melalui pendidikan maupun pelatihan.
3)      Menciptakan suasana yang kompetitif antar sekolah dalam memajukan dan meningkakan kualitas siswa dan sekolah sesuai standar yang telah ditetapkan.

b.      Aspek Pemerataan Pendidikan
Pemerintah harus menjamin pemerataan kesempatan bagi seluruh anak dari semua lapisan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi angka pemerataan pendidikan saat ini baru mencapai 70%. Indikator permasalahnnya dapat dilihat sebagai berikut :
1)      Banyak lapisan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan dasar secara optimal, khususnya didaerah terpencil, pelosok dan kumuh.
2)      Faktor geografis wilayah Indonesia yang sulit dijangkau sehingga masih banyak anak didik yang tidak bersekolah.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi pendidikan saat ini, antara lain :
1)      Memberikan perhatian khusus kepada anak kurang mampu terutama yang berada di daerah terpencil, pelosok dan kumuh.
2)      Membangun gedung sekolah di tiap-tiap daerah.
3)      Memberikan kepercayaan kepada daerah untuk membangun pendidikan sampai ke daerah terpencil, sehingga pemerintah pusat tidak perlu mencapai kepelosok-pelosok daerah di Indonesia.