LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN
NASIONAL
Filsafat pendidikan dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mendalami segala aspek dalam dunia pendidikan atau proses
pendidikan. Demikian juga filsafat pendidikan adalah usaha untuk mendalami
konsep pendidikan, dan berusaha mencari yang hakiki dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan proses
pendidikan. Guru sangat perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat
pendidikan sebagai tujuan dari pendidikan akan bersentuhan langsung dengan
tujuan dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan tidak akan dapat dimengerti
sepenuhnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya. Demikian pula dalam mengkaji
filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu
metafisika, epistemologi dan aksiologi. Aliran filsafat pendidikan yang dominan
di dunia, yaitu idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme,
eksistensialisme, progresivisme, dan yang lainnya.
Rumusan filsafat pendidikan nasional
bersifat perenialisme yang berpusat
pada pelestarian dan pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif
yang berpusat pada pengembagan subjek didik perlu disempurnakan. Filsafat
pendidikan perenialisme yang
progresif melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia, dan
mengingatkan warga Negara tidak didikte oleh perubahan dan tetap mempertahankan
akar budaya nasional
Kajian
filsafat terhadap Pancasila berangkat dari pemahaman tentang lapangan filsafat
yang mencakup Metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Metafisika berkenaan
dengan sila pertama, yakni Ketuahan Yang Maha Esa merupakan asas dan sumber
dari segala eksisitensi kehidupan, sila
Kemanusiaan, yang mana bangsa Indonesia memiliki ciri yang khas, yakni
adil dan beradab. Adil dan berdab ditunjukkan dalam perilaku yang tidak hanya
mementingkan kepentingan jasmani saja, akan tetapi juga mengtamakan kepentingan
rohani. Berikutnya adalah sila Persatuan Indonesia, pada hakikatnya bangsa
Indonesia terdiri dari beragam suku, adat, tradisi, budaya, agama, kepercayaan
dan yang lainnya, akan tetapi semuanya itu adalah satu kesatuan. Sila keempat,
yaitu Kerakyatan menunjukkan kebersamaan dalam memecahkan persoalan atas dasar
musyawarah dan mufakat. Sila terakhir adalah Keadilan Sosial, esesinya adalah
adil. Dalam artian menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
Impliksi filsafat pendidikan bagi
guru adalah sangat penting dalam upaya memprofesionalkan pekerjaan guru, dan
filsafat pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai
pekerja professional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang
harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Implikasi bagi pendidikan guru
akanmengarahkan pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang produktif,
sehingga dapat merancang serta mengimplementasikan program pendidikan guru dan
tenaga kependidikan yang lulusannya mampu melaksanakan tugas-tugas
keguruan di dalam konteks pendidikan.
Implikasi
filsafat Pancasila bagi pendidikan nasional, yakni tercapainya dasar dan tujuan
pendidikan yang bersandarkan pada nilai-nilai ideal Pancasila. Iplikasi lainnya
adalah dalam rangka menentukan program kurikulum, dan dalam kurikulum tujuan pendidikan harus tergambar
dengan jelas. dan program tersebut mencerminkan arah dan tujuan yang hendak
dicapi dalam proses pendidikan. Dalam kurikulum tidak saja dijabarkan
serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa, akan
tetapi juga segala kegiatan yang bersifat pedagogis (mendidik), seperti yang
tertuang dalam Pancasila.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar