Sabtu, 21 September 2013

LANDASAN FILSAFAT PANCASILA PENDIDIKAN NASIONAL



LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN NASIONAL

Filsafat pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendalami segala aspek dalam dunia pendidikan atau proses pendidikan. Demikian juga filsafat pendidikan adalah usaha untuk mendalami konsep pendidikan, dan berusaha mencari yang hakiki dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Guru sangat perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan sebagai tujuan dari pendidikan akan bersentuhan langsung dengan tujuan dari kehidupan itu sendiri. Pendidikan tidak akan dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya. Demikian pula dalam mengkaji filsafat pendidikan dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu metafisika, epistemologi dan aksiologi. Aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia, yaitu idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme, dan yang lainnya.
Rumusan filsafat pendidikan nasional bersifat perenialisme yang berpusat pada pelestarian dan pengembangan budaya dan sifat pendidikan yang progresif yang berpusat pada pengembagan subjek didik perlu disempurnakan. Filsafat pendidikan perenialisme yang progresif melihat subjek didik sebagai bagian dari warga dunia, dan mengingatkan warga Negara tidak didikte oleh perubahan dan tetap mempertahankan akar budaya nasional
Kajian filsafat terhadap Pancasila berangkat dari pemahaman tentang lapangan filsafat yang mencakup Metafisika, epistemologi, dan aksiologi. Metafisika berkenaan dengan sila pertama, yakni Ketuahan Yang Maha Esa merupakan asas dan sumber dari segala eksisitensi kehidupan, sila  Kemanusiaan, yang mana bangsa Indonesia memiliki ciri yang khas, yakni adil dan beradab. Adil dan berdab ditunjukkan dalam perilaku yang tidak hanya mementingkan kepentingan jasmani saja, akan tetapi juga mengtamakan kepentingan rohani. Berikutnya adalah sila Persatuan Indonesia, pada hakikatnya bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, adat, tradisi, budaya, agama, kepercayaan dan yang lainnya, akan tetapi semuanya itu adalah satu kesatuan. Sila keempat, yaitu Kerakyatan menunjukkan kebersamaan dalam memecahkan persoalan atas dasar musyawarah dan mufakat. Sila terakhir adalah Keadilan Sosial, esesinya adalah adil. Dalam artian menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
Impliksi filsafat pendidikan bagi guru adalah sangat penting dalam upaya memprofesionalkan pekerjaan guru, dan filsafat pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai pekerja professional, tidaklah cukup bila seorang guru hanya menguasai apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Implikasi bagi pendidikan guru akanmengarahkan pendidikan guru dan tenaga kependidikan yang produktif, sehingga dapat merancang serta mengimplementasikan program pendidikan guru dan tenaga kependidikan  yang lulusannya mampu melaksanakan tugas-tugas keguruan di dalam konteks pendidikan.
Implikasi filsafat Pancasila bagi pendidikan nasional, yakni tercapainya dasar dan tujuan pendidikan yang bersandarkan pada nilai-nilai ideal Pancasila. Iplikasi lainnya adalah dalam rangka menentukan program kurikulum, dan dalam kurikulum tujuan pendidikan harus tergambar dengan jelas. dan program tersebut mencerminkan arah dan tujuan yang hendak dicapi dalam proses pendidikan. Dalam kurikulum tidak saja dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa, akan tetapi juga segala kegiatan yang bersifat pedagogis (mendidik), seperti yang tertuang dalam Pancasila.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar